Tujuan Penciptaan Manusia

Sebuah tujuan berfungsi untuk menentukan arah agar tidak mengalami disorientasi. Tujuan berperan sebagai roadmap atau peta jalan supaya kita tidak seperti buih dilautan yang terombang-ambing mengikuti ayunan gelombang tanpa arah pasti.

Mengarungi kehidupan inipun kita harus memiliki tujuan yang ingin dicapai, harus ada target yang ingin diraih, sehingga kita lebih bersemangat dalam menjalaninya. Namun tujuan hidup yang hakiki bukanlah tujuan yang kita buat sendiri, melainkan tujuan Allah dalam proses penciptaan manusia. Pernahkah kita berfikir dan bertanya kenapa Allah menciptakan manusia dan kemudian ditempatkan di bumi ini? Apa tujuan Nya?.

Dalam surat adz-dzariyat ayat 56 Allah menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”.

Ibadah disebut juga pengabdian. Tidak hanya mengabdi dengan melakukan sholat, puasa, zakat, haji dan ibadah-ibadah lainnya, akan tetapi juga mengabdi untuk menjaga dan merawat bumi ini agar bisa terus memberikan manfaat dan kemakmuran bagi seluruh makhlukNya termasuk manusia itu sendiri. Hal ini selaras dengan penjelasan Allah dalam petikan ayat berikut:

هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا

“Dialah (Allah) yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah), dan menjadikan kamu pemakmurnya. (menghuni dan mengolah hasil bumi untuk kemakmuran umat manusia). QS. Hud:61.

Dalam surat Al-Baqoroh ayat 30, Allah juga menjelaskan bahwa tujuan manusia diciptakan adalah untuk menjadi khalifah atau wakil Allah di bumi:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih dengan memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia (Allah) berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".


Namun demikian bukan berarti Allah membutuhkan manusia untuk menyembah dan mengabdi kepadaNya, karena ketaatan dan kedurhakaan manusia tidak akan menambah ataupun mengurangi keagungan dan kemuliaan Allah sang Maha Agung dan Maha Mulia. Allah menciptakan manusia untuk mengurus bumi BUKAN karena tidak kuasa mengurusnya sendiri, sebagaimana Allah menciptakan langit dan bumi dalam rentang waktu 6 hari padahal mampu menciptakannya dalam waktu seketika (kun fayakun). Allah Al-Hakim (Maha Bijaksana) semata-mata menunjukkan hikmah atas proses tersebut sebagai lit-tarbiyah atau pelajaran bagi kita bahwa segala sesuatu agar bisa berjalan dengan tepat dan baik membutuhkan proses dan pendelegasian. Tidak boleh instan dan monopoli karena keduanya menghadirkan kemudharatan.

Berbekal penjelasan ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa alasan dasar Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah dan mengabdi mengemban tugas menjadi wakil Allah dalam mengelola bumi demi terwujudnya kemakmuran bagi seluruh penghuninya. Allah sebagai sang Maharaja, penguasa alam semesta menginginkan wakilnya di bumi ini bisa melakukan tugasnya dengan baik dan taat, sehingga Allah pun mengatur sistem dan mekanisme yang harus manusia lakukan dan taati. Untuk memastikan agar sistem tersebut berjalan dengan baik, Allah memberikan arahan agar manusia membekali dirinya dengan keimanan dan keilmuan, sebagaimana termaktub dalam surat Al-Mujadalah ayat 11:

 يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَ الَّذِيْنَ اُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَتٍ وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

“Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang orang yang beriman di antara mu dan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”.

Dengan keimanan kita bisa menjaga ketaatan terhadap aturan-aturan Allah dan dengan bekal ilmu kita bisa menjalankan tugas untuk mengolah segala sumberdaya yang ada dibumi ini dengan optimal demi tercapainya kemakmuran umat manusia. Keduanya merupakan kunci dasar life skill manusia agar bisa berhasil dalam menjalankan fungsi ke khalifahannya di muka bumi ini, dan kedua-nya pun harus seimbang karena keimanan yang tidak diimbangi ilmu pengetahuan cenderung ngawur dan menyesatkan, begitupun ilmu pengetahuan tanpa didasari keimanan akan membuat manusia sombong dan arogan.

Kemudian untuk memunculkan motivasi dan semangat kompetisi, Allah juga menyiapkankan reward bagi manusia yang mampu menunaikan tugasnya dengan baik,

ﻓَﺄَﻣَّﺎ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ۟ ﻭَﻋَﻤِﻠُﻮﺍ۟ ﭐﻟﺼَّٰﻠِﺤَٰﺖِ ﻓَﻬُﻢْ ﻓِﻰ ﺭَﻭْﺿَﺔٍ ﻳُﺤْﺒَﺮُﻭﻥََ

"Maka adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira". QS. Ar-Rum :15

Sedangkan bagi mereka yang berbuat fraud ataupun mbalelo dalam menjalankan tugasnya Allah juga meniscayakan punishment, sebagaimana disebutkan dalam QS. Az-Zumar [39] ayat 60:

ﻭَﻳَﻮْﻡَ ﭐﻟْﻘِﻴَٰﻤَﺔِ ﺗَﺮَﻯ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﺬَﺑُﻮﺍ۟ ﻋَﻠَﻰ ﭐﻟﻠَّﻪِ ﻭُﺟُﻮﻫُﻬُﻢ ﻣُّﺴْﻮَﺩَّﺓٌ ۚ ﺃَﻟَﻴْﺲَ ﻓِﻰ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ ﻣَﺜْﻮًﻯ ﻟِّﻠْﻤُﺘَﻜَﺒِّﺮِﻳﻦَ

"Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, wajahnya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu tempat tinggal bagi orang-orang yang menyombongkan diri?".

Dengan tuntunan Al-Quran sebagai pedoman hidup, kita bisa mengetahui apa tujuan dan target hidup di dunia ini, bagaimana cara mencapainya, apa yang akan kita peroleh sebagai kompensasi apabila bisa mencapai target tersebut dan hukuman apa yang akan kita dapatkan apabila gagal. Sejatinya tugas dan target yang Allah bebankan kepada kita tidak hanya sebatas menjadi tujuan hidup semata, namun juga sebagai media ujian dari Allah untuk memilih makhlukNya yang paling berintegritas dan berkinerja baik untuk ditempatkan di posisi paling mulia disisiNya. Kesuksesan dalam menjalankan ujian Allah itulah sebenarnya yang menjadi The Ultimate Goal-nya manusia.

Dengan mengetahui siapa kita dan untuk apa kita diciptakan maka kita akan menjadi manusia yang efektif dan beruntung di kehidupan saat ini dan kehidupan setelah mati.
Maha benar Allah dengan segala firmanNya.

By: Ahmad Munir

0 komentar:

Posting Komentar