PREVIEW KOTA PARE (Masa Kini)


Kalau menyebutkan kata Pare, yang pertama kali muncul dalam bayangan kita adalah buah sayuran berbentuk panjang, ujungnya runcing, permukaan bergerigi dan memiliki rasa yang pahit (Peria). Tapi yang akan di diskripsikan disini bukan PARE sayuran itu melainkan PARE yang merupakan sebuah kota.
Monumen di tengah kota Pare
Pare adalah sebuah kecamatan yang ada di wilayah Pulau Jawa tepatnya di Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur. Dari kota Surabaya yang merupakan ibu kota provinsi Jawa Timur berjarak ± 120 km, sedangkan dari kota Kediri lokasinya berada di timur laut dengan jarak ± 25 km. Secara Demografi kota Pare yang juga berpredikat sebagai kota Adipura ini memiliki ke unikan tersendiri, dengan jumlah penduduk sekitar 93.654 jiwa (data 2012) mereka bisa hidup berdampingan, rukun dan saling menghormati walaupun memiliki etnis, keyakinan dan agama yang berbeda. Masyarakat Pare adalah masyarakat majemuk yang sudah memiliki kedewasaan sosial sehingga tidak mudah terprovokasi oleh hal-hal yang bisa menyebabkan perpecahan dan kerusuhan. Dilihat dari sisi Geografis, kecamatan Pare terbilang cukup luas karena wilayahnya meliputi 16 desa dan 1 kelurahan dengan struktur permukaan tanah cenderung rata. Pare memiliki lingkungan yang sejuk dan tidak terlalu panas karena berada pada ketinggian 125 meter diatas permukaan laut. Dengan jaraknya yang hanya sekitar ± 38 km dari Gunung Kelud yang sudah beberapa kali meletus, tentunya wajar apabila daerah Pare memiliki tanah yang subur dan produktif sebagai efek positif dari adanya abu vulkanik. Dengan sumber air yang melimpah dan tanah yang subur, Pare mampu meningkatkan hasil pertaniannya terutama komoditas pertanian seperti palawija, cabe, sawi, tomat, bawang merah dan sayur-mayur lainnya. Bahkan pasar sayur kecamatan Pare termasuk Pasar yang menjadi rujukan pemerintah pusat dalam memonitor harga pasar karena jumlah transaksi hariannya sangat besar dan banyak pedagang dari kota-kota besar di Indonesia yang ikut bertransaksi disana. Saking ramenya pasar sayur tersebut sampai overload dan akan direlokasi ke tempat yang lebih luas dan representatif yaitu di dekat terminal Tulungrejo Pare (saat ini pasar sayur baru tersebut masih dalam proses pembangunan).

Akses menuju kota Pare sangat mudah. Banyak sekali angkutan umum yang melintasi kota ini. Dari Malang ada bis antar kota milik PO. Puspa Indah dan PO. Bagong tujuan Kediri, sedangkan dari Surabaya ada bis antar kota jurusan Kediri via Pare milik PO. Baruna, PO. Hasti dan PO. Harapan Jaya dan ada juga bis Patas milik PO. Rukun Jaya dan PO. Bagong jurusan Surabaya – Blitar via Pare. Selain itu juga ada mobil penumpang umum (MPU) yang melayani rute Jombang – Pare dan Kediri – Pare. Semua jenis angkutan tersebut transit di terminal Tulungrejo Pare. Dalam sejarahnya kota Pare juga pernah dilewati moda transportasi kereta api jurusan Kediri – Jombang, namun saat ini hanya tersisa onggokan relnya dan bangunan bekas stasiun yang ber-arsitektur kuno dan sudah beralih fungsi menjadi rumah makan.

Suasana belajar di Kampung Inggris Pare

Saat ini bisa dibilang Pare sudah cukup famous alias terkenal, hal ini tidak lepas dari adanya “Kampung Inggris” yang menjadi icon dan aset berharga kota Pare, bahkan beberapa kali ada stasiun TV nasional yang sengaja meliput ragam kegiatan yang ada di Kampung Inggris tersebut. Kampung Inggris ? Yah di Pare terdapat sebuah kampung yang penduduknya banyak berkomunikasi menggunakan bahasa pangeran William dan Kate Middleton itu, banyak muda-mudi bergerombol di warung-warung atau pelataran rumah warga sambil mengobrol dengan menggunakan bahasa inggris. Mereka bukan bule, mereka adalah orang-orang yang sedang belajar dan mendalami bahasa Inggris. 

Kampung Inggris yang berada di desa Pelem dan Tulungrejo merupakan wilayah yang memiliki banyak lembaga bimbingan dan kursus bahasa Inggris, jumlahnya bahkan lebih dari 150 an lembaga yang menawarkan program Diploma dan short course yang berdurasi 1 bulan hingga 6 bulan. Kampung Inggris memiliki suasana yang sangat hidup terutama di musim liburan sekolah karena banyak pelajar maupun mahasiswa yang datang untuk mengikuti short course paket program Holiday. Peminatnya tidak hanya dari wilayah Jawa Timur melainkan banyak peserta yang datang dari Jakarta dan kota-kota dari luar Pulau Jawa. Dengan kondisi seperti ini tentu membuka peluang usaha bagi warga sekitar, ada yang membuka usaha kos-kosan, rumah makan, toko kelontong, jasa loundry, rental computer, rental sepeda onthel, dan lain sebagainya.

Dengan banyaknya potensi ekonomi yang ada di kota Pare tak heran apabila banyak pengusaha atau perusahaan yang melirik kota Pare sebagai target perluasan market mereka. Banyak lembaga perbankan nasional yang membuka kantor perwakilan atau cabang di kota Pare, sebut saja Bank Mandiri, BCA, CIMB Niaga, BRI, BRI Syariah, Muamalat, BTPN, Mandiri Syariah, Danamon, BNI, Bank Mega, Bank Jatim dan BTN. Belum lagi lembaga keuangan yang bergerak dibidang Micro Finance seperti ULaMM PNM (Persero), DSP, CIMB Niaga Mikro Laju, BTPN MUR, Bank Pundi, Bank Panin, BRI Unit, BPR Hamindo, BPR Artha Pamenang, BPR Bapertim, BPR Artorejo, BPR Bina Reksa, BPR Prima Dadi Artha, BPR Artha Pamenang Syariah, BPR Agro Cipta dan juga banyak koperasi yang bergerak disegmentasi yang sama. Banyaknya lembaga-lembaga keuangan tersebut setidaknya menggambarkan betapa dahsyatnya potensi ekonomi yang ada di kota Pare.
Sebagian Lembaga Perbankan di kota Pare

Kota Pare tidak sepahit namanya, karena ternyata kota Pare banyak memberikan manisnya kehidupan bagi warganya, bahkan banyak warga pendatang yang juga menggantungkan hidupnya di kota ini. Banyak diantara mereka yang menjadi karyawan dan pedagang. Hidup di Pare tidak perlu khawatir kelaparan (asalkan punya uang..hehe..) karena banyak sekali warung atau rumah makan yang buka setiap saat dan siap melayani, mulai dari yang kelas kaki lima atau lesehan sampai yang berkonsep ala restoran, seperti Kendit Resto, Ayam Lodo Pak Yusuf Resto, Quick Chicken, Rumah makan Padang, Ayam Bakar Wong Solo, Rumah Makan Wisata Jamur, Sop Ayam Pak Slamet Klaten, Rumah Makan 22, Ayam Panggang Bu Endang, Rumah Makan SaLe, dll. Di kota Pare juga berdiri banyak hotel untuk sekedar beristirahat, contohnya Hotel Surya Kediri, Hotel Kediri dan Hotel Amanda yang letaknya tepat di tengah kota Pare. Selain hotel, kota Pare juga memiliki banyak Rumah Sakit, diantaranya RSUD Pare, RS HVA Toeloengredjo, RS Amelia, RS Nuraini dan RSAB Kasih Bunda.

Masjid Agung An Nur Pare Kediri
Sedangkan untuk mall saat ini sudah berdiri Apollo Plaza, walaupun tidak terlalu besar tapi cukuplah sebagai alternatif jujugan untuk menyalurkan hobi belanja setelah bosan berkeliling di Pasar Pamenang Pare ataupun Pusat Pertokoan PJKA Pare. Kalau untuk belanja kebutuhan sehari-hari selain toko konvensional saat ini di kota Pare sangat menjamur yang namanya toko swalayan, jumlahnya jangan ditanya, banyak sekali, mulai dari yang berjaringan nasional seperti Alfa Mart, Indomart sampai dengan yang murni milik warga lokal seperti TOP Swalayan, Galaxy Swalayan, Dinasty Swalayan, Roxy Mart dan masih banyak lagi lainnya. Sebagai kota yang mayoritas penduduknya muslim, Pare memiliki masjid yang megah nan indah yaitu Masjid Agung An- Nur yang menjadi ikon kebanggan umat Islam kota Pare. Dikota ini juga disediakan sarana olahraga yang juga digunakan untuk pembinaan sepakbola yaitu stadion Canda Bhirawa yang menjadi home base Persedikab-klub sepakbola kabupaten Kediri.



Taman Alun-Alun Pare
Taman Kilisuci Pare
Kota Pare juga memiliki ruang terbuka yang cukup nyaman untuk dijadikan tempat nongkrong dan refreshing, saat ini setidaknya ada 3 taman terbuka yang selalu ramai dikunjungi yaitu Taman Alun-alun Pare atau yang lebih dikenal dengan Thamrin, kemudian ada juga Garuda Park dan yang terbaru Taman Kilisuci yang tempatnya bersebelahan dengan Masjid Agung dan Taman Makam Pahlawan Pare. Yang membanggakan untuk ukuran second city, kota Pare juga memiliki banyak lembaga pendidikan unggulan dan kredibel. Di level SLTP ada SMPN2 yang merupakan SMP Negeri bertaraf Internasional. Di level SLTA ada SMAN1 dan SMAN2 Pare yang sudah sering melakukan pertukaran pelajar dengan lembaga-lembaga pendidikan di luar negeri seperti Amerika Serikat. Sedangkan di level Perguruan Tinggi, kota Pare memiliki banyak Kampus dengan mahasiswa yang banyak datang dari luar kota dan bahkan luar Pulau Jawa, diantara kampus-kampus tersebut yang paling menonjol adalah STIKES Karya Husada, Akper dan Akbid Pamenang. Sehingga tidak berlebihan apabila kota Pare juga dijuluki Kota Pendidikan.
Pare semakin layak disebut kota dengan adanya 3 stasiun Radio dengan kapasitas lumayan besar dan Jangkauan luas, yaitu Kharisma FM, Sigma FM dan Erlangga FM. Itu belum termasuk radio-radio komunitas yang jumlahnya juga cukup banyak, salah satunya adalah radio dakwah An-Nur yang dikelola Remaja Masjid Agung An-Nur Pare. Bagi kota Pare, radio sebagai media diharapkan tidak hanya menjadi media hiburan dan bisnis semata namun juga mampu berperan sebagai media informasi dan pendidikan yang berkontribusi untuk ikut membantu mendorong kemajuan kota Pare, sehingga kota Pare yang sekarang sudah berkembang bisa terus tumbuh menjadi lebih besar dan lebih maju.
And The End…I Love Pare(dise).

By: Ahmad Munir

PHK Berbuah Manis

Setiyasih Produsen Keripik Nangka dari Kediri


Seringkali potensi terbesar kita muncul saat berada dalam situasi kepepet. Setidaknya inilah yang terjadi pada sosok pengusaha tangguh ini. Karena sedang menghadapi kesulitan ekonomi pasca suaminya di PHK dari tempat kerjanyalah yang membuatnya menemukan peluang usaha yang kelak mampu menghidupi keluarganya secara layak dan berkecukupan bahkan mampu memberikan manfaat ekonomi bagi lingkungan sekitarnya.

Kisah inspiratif ini bercerita tentang perjuangan seorang Setiyasih wanita desa yang merantau ke Kalimantan mendampingi suaminya bekerja di sebuah perusahaan pertambangan. Setelah bertahun-tahun hidup mapan dengan pendapatan tetap setiap bulan dari gaji suaminya, bak kisah drama, keluarga inipun menghadapi fase buruk yang membuat kehidupan mereka berubah total. Kejadian ini bermula saat Indonesia dihantam krisis moneter di tahun 1998 banyak perusahaan gulung tikar dan terpaksa melakukan efisiensi termasuk melakukan pengurangan jumlah karyawan. Begitupun dengan perusahaan tempat suami Setiyasih bekerja, bahkan suaminya masuk dalam gerbong PHK. Tentu hal ini tidak mudah untuk dihadapi, terjadi pergulatan emosi, marah, sedih dan pasrah menjadi satu, namun mereka mencoba sabar dan tetap semangat. Beberapa kali mereka mencari peluang kerja di perusahaan lain akan tetapi karena iklim usaha di Indonesia mengalami krisis maka usaha mereka menjadi sia-sia. Hingga akhirnya dalam keputus-asaan keluarga ini nemutuskan untuk pulang ke kampung halaman mereka yaitu di Desa Batuaji Kecamataan Ringinrejo Kabupaten Kediri.

Kehidupan dikampung halaman ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Dengan kondisi suami tidak punya penghasilan tetap dan harus menghidupi dirinya dan kedua anaknya seringkali mereka harus gali lobang tutup lobang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kehidupan ini berbanding terbalik dengan kehidupan mereka sewaktu memiliki pekerjaan tetap di Kalimantan. Berbulan-bulan mereka jalani periode sulit ini dengan (berusaha) sabar dan terus (berusaha) optimis, namun layaknya manusia biasa Setiyasihpun memiliki rasa lelah dan putus asa. Saat semuanya terlihat serba susah, disaat semua usaha terasa mentok – jedog, saat itulah harusnya kita menengadah - berserah kepada Sang Pencipta. Berdoa untuk mendapatkan ketenangan hati sebagai modal untuk semangat lagi. Berhenti sejenak bukan berarti menyerah, akan tetapi menghela nafas untuk melanjutkan langkah. Hal inilah yang dilakukan oleh Setiyasih agar dia bisa tetap tenang dan survive dalam kondisi sulit ini. Ketika seseorang sudah mampu berpikir tenang dan jernih, maka ia akan mampu melihat peluang-peluang sekecil apapun yang banyak bertebaran disekililingnya. Dalam kepasrahannya Setiyasih baru menyadari betapa banyak buah-buahan yang ada disekitar tempat tinggalnya terbuang percuma karena matang dipohon tidak ada yang memetik hingga busuk, atau kalaupun dijual harganya murah. Terlintas dibenaknya untuk mengolah buah-buahan tersebut agar memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Di tahun 1999 tanpa pengalaman usaha, ia memutuskan untuk mengolah buah Pisang menjadi keripik dan Sale. Minimnya ketrampilan dibidang "perkripikan" tidak menghalangi dirinya untuk menjalankan usaha ini, karena dia meyakini bahwa belajar akan lebih mudah apabila langsung praktek, toh banyak usaha berhasil karena trial and error, dan bahkan seorang Bob Sadino pun berhasil karena bermodalkan nekat dan coba-coba. Dan benar, karena tingginya semangat belajar yang dimilikinya dan ditopang dengan usaha kerasnya, produk olahan buah pisang yang diproduksi Setiyasih direspon pasar dengan baik.
Setelah hanya di pasarkan disekitar tempat tinggalnya, diapun kemudian mencoba peruntungan dengan memasarkan ke warung-warung atau toko-toko yang ada di desa sekitar. Jangan dibayangkan hal ini berjalan mudah karena bahkan untuk mendistribusikan produknya tersebut, dia harus berpeluh keringat karena harus mengayuh sepeda onthel berkilo-kilo meter jauhnya. Namun sekali lagi keterbatasan ini tidak mengurangi semangat dan tekadnya untuk terus berkembang. Setelah satu tahun usaha ini berjalan dan merasa respon sangat bagus, maka ia memutuskan untuk keluar kandang. Dia mencoba menaklukkan pasar yang lebih luas lagi walaupun saat itu dia hanya memiliki armada usaha berupa sepeda onthel kesayangannya. Tepatnya di tahun 2000 dia melakukan ekspansi ke wilayah Kota Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Jombang dan Mojokerto. Untuk meningkatkan omset penjualannya, Setiyasih juga menambahkan item produksinya, yaitu Keripik Nangka dan Keripik Rambutan. Dengan bantuan mesin second ala kadarnya yang baru dibelinya, ia terus meningkatkan produksi keripiknya untuk mengcover permintaan yang terus meningkat dari daerah-daerah pemasarannya tersebut. Sedangkan untuk mengatasi masalah armada usaha, dia memanfaatkan moda transportasi umum seperti mobil penumpang umum (MPU) dan kereta api. Dia tidak risih berdesak-desakan dengan penumpang lain sambil membawa barang dagangannya. Sebuah momen perjuangan yang sangat indah untuk dikenang saat ini.
Siapa sangka usaha yang dimulai hanya dengan modal tidak kurang dari Rp. 600 ribu saat ini bisa meng-cover area pemasaran seluruh Jawa Timur sampai dengan Solo dan Jogjakarta. Siapa sangka usaha yang dimulai dengan mengandalkan armada usaha berupa sepeda onthel dan angkutan umum saat ini sudah bisa memiliki armada usaha berupa 1 unit mobil box dan 1 unit pickup dan bahkan mampu memberikan penghidupan yang layak tidak hanya bagi keluarganya akan tetapi juga masyarakat sekitar yang membantu proses pengadaan bahan baku dan produksinya. Usaha tersebut masih terus berkembang dan untuk menjaga kontinuitas usaha, Setiyasih menjaga kualitas hasil produksinya dengan meng-upgrade mesin bututnya dengan mesin produksi yang lebih canggih dan baru, menyediakan bahan baku terbaik dan selalu mengontrol proses produksinya agar senantiasa higienis, sehingga dengan demikian kepuasan konsumen dapat terjaga.
Selain beberapa hal penting tersebut, kunci keberhasilan seorang Setiyasih dalam menjalankan usahanya adalah peka dan update terhadap kondisi dan kemauan pasar, selalu meng-upgrade skill-nya dengan cara rajin mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan proses produksi maupun manajemen usaha. Dan yang paling utama adalah do’a yang diimbangi dengan kerja keras pantang menyerah walaupun banyak kendala yang merintang.
Itulah perjuangan ! All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them - Semua impian kita dapat menjadi nyata, jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya - WALT DISNEY.

 By: Ahmad Munir

GALAU INGIN BUKA USAHA SENDIRI

Ingin punya usaha sendiri
Sering kita jumpai atau bahkan kita sendiri mengalaminya, ketika lelah dengan beban kerja di kantor ditambah dengan kesulitan financial yang tidak kunjung selesai, timbul keinginan dalam hati kita untuk membuka usaha sendiri. Ketika keinginan itu muncul yang terlintas pertama kali dalam bayangan kita adalah kebebasan, bebas dari tekanan bos dan bebas menyalurkan keinginan setiap waktu tanpa takut kekurangan anggaran. Namun masalahnya, bagi kita yang sudah terlalu lama berada di zona “nyaman” (yang setiap bulan pasti gajian) tentunya tidak gampang untuk oper haluan begitu saja terlebih apabila sudah banyak angsuran yang menggelayuti pengeluaran kita setiap bulan. Belum lagi istri tidak mendukung karena tidak percaya dengan semangat juang kita, wah pasti semakin sulit untuk bisa melepaskan diri dari cap pegawai.
Nothing Imposible in the world, mungkin kata-kata tersebut sering kita dengar dari motivator yang berusaha meyakinkan audiensnya bergerak mengikuti arahannya. Prinsip itupun boleh kita yakini, karena sejatinya kalau kita mempunyai tekad yang kuat pasti Tuhan akan memberikan jalan. Makanya kalau memang ada keinginan untuk membuka usaha sendiri, yakinlah akan keinginan itu sendiri, dan mulailah sesegera mungkin. Namun agar tidak terkesan konyol dan bunuh diri, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum benar-benar melepaskan cap pegawai menuju pengusaha, diantaranya adalah:  
1. Pastikan kita memiliki modal
Jangan pesimis dulu, definisi modal disini tidak selalu berorientasi pada uang belaka. Keterampilan, ide, pemikiran, akses atau jaringan dapat menjadi jembatan bagi kita untuk mendapatkan modal uang dari orang lain atau lembaga seperti bank atau koperasi. Sebagai informasi penyemangat saja: Pengusaha sukses kelas dunia jarang yang menggunakan uang pribadinya untuk membuka atau membiayai kegiatan usahanya, padahal mereka punya banyak uang.  

2. Pastikan kita memilih jenis usaha yang kita sukai
Jangan membayangkan indahnya saja!. Menjalankan usaha agar sukses perlu kerja keras dan ketekunan, apalagi di masa-masa awal merintis. Makanya penting untuk memilih jenis usaha yang sesuai dengan kesukaan kita, karena ini akan membantu menguatkan kita untuk tetap bergerak ketika berada di masa sulit dalam perjuangan. Apapun pekerjaan atau usaha kita kalau itu adalah passion kita maka kita akan enjoy mengerjakannya dalam posisi apapun. Carilah ide usaha mulai dari kesukaan/hobi kita. Tidak masalah kita memulai usaha yang idenya meniru orang lain asal kita suka dan yakin bisa menjalankannya dengan sentuhan lebih baik dari yang sudah ada. Jadilah follower yang inovatif yang mampu memberikan sesuatu yang lebih dibanding pendahulunya.  

3. Pastikan kita memiliki tabungan untuk dana cadangan
Memulai sebuah usaha tidak selalu berjalan mulus sesuai dengan plan yang sudah kita buat. Dalam takaran tertentu kita tetap harus berfikir tentang kemungkinan terjeleknya. Setidaknya agar kita bisa melewati masa-masa peralihan dengan lancar tanpa ada keributan, maka sebaiknya kita menyiapkan dana cadangan, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk membayar angsuran (bila ada). Dengan dana cadangan tersebut kita bisa tetap fokus mengembangkan usaha dan menyelesaikan segala rintangan yang datang tanpa diganggu oleh debt collector yang menagih angsuran ke rumah maupun tangisan anak-istri yang kelaparan karena tidak ada uang untuk beli makan. Jumlah dana cadangan ini bergantung dari pertimbangan masing-masing. Hal ini harus disiapkan dulu sebelum benar-benar memutuskan untuk resign dari tempat kerja untuk membuka usaha sendiri.

Semoga beberapa pertimbangan tersebut bisa membantu meringankan langkah untuk segera berevolusi menjadi manusia yang benar-benar merdeka, yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan untuk manusia lainnya. Dengan tekad dan semangat yang total seperti yang kita lakukan di tempat kerja selama ini, ditambah dengan resep do’a, pastilah kesuksesan menjalankan usaha sendiri akan bisa kita dapatkan.
By: Ahmad Munir.

POTRET BACAAN AL-QUR'AN (sebagian) IMAM SHALAT

Sebuah kebahagiaan yang luar biasa, terasa dihati tatkala berada di bulan suci ramadhan seperti saat ini. Kehidupan sosial kemasyarakatan terasa lebih hidup, banyak kegiatan berbagi rejeki dengan para dhuafa, anak yatim dan lain-lain, kesemuanya itu merupakan rangkaian ibadah yang terwujud dari bergeloranya kehidupan spritual kita di bulan suci ini. Dengan semangat ibadah tersebut tidak heran kalau kehidupan masjid terasa lebih semarak. Masyarakat berlomba-lomba untuk memakmurkan masjid dengan melaksanakan kegiatan ibadah shalat isyak dan tarawih secara berjamaah yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan tadarus.

Potret (sebagian) Imam
Di beberapa daerah, kegiatan shalat isyak dan tarawih ini biasanya dipimpin oleh imam yang berbeda setiap harinya karena ada sebuah lembaga dakwah yang mengkoordinir untuk mendelegasikan para imam tersebut ke masjid – masjid yang ada dilingkungan perumahan dan perkampungan. Umumnya imam-imam tersebut masih muda dengan semangat yang luar biasa. Namun sayangnya semangat mereka tidak diimbangi dengan pengetahuan ilmu al-Qur’an (tajwid) yang memadai, sehingga seringkali bacaan al-Qur’an mereka ketika mengimami shalat kurang tepat (atau bahkan salah), baik dari pelafazan huruf-huruf hijaiyahnya( makhorijul huruf) maupun panjang pendeknya bacaan suatu huruf. Semakin miris membaca data yang disampaikan oleh salah satu imam masjid Al-Akbar Surabaya (MAS) ketika melakukan pelatihan untuk para imam masjid di Surabaya yang diikuti oleh puluhan imam masjid. Sangat memprihatinkan ketika dilakukan tes baca Al-Qur’an dengan tartil(sesuai tajwid/ilmu baca Qur’an). Diantara puluhan peserta tersebut hanya empat imam yang dinyatakan lulus dan memenuhi bacaan Al-Qur’an dengan benar. (Jawa Pos, 21 Juli 2012). Hal ini menjadi bahan perenungan tersendiri bagi kita terutama bagi lembaga-lembaga dakwah islam yang melakukan pendelegasian imam-imam masjid tersebut. Mengingat rukun shalat itu salah satunya adalah membaca Al-Qur’an (surat Al-Fatihah) dengan susunan yang betul dan dengan pelafazan yang betul pula. Sehingga dengan demikian kefasihan atau minimal ketepatan dalam membaca al-Qur’an menjadi salah satu syarat sahnya shalat berjamaah.  

Kompetensi Imam
Memang menjadi imam adalah tugas yang mulia yang memiliki banyak keutamaan(fadilah), diantaranya disebutkan dalam sebuah hadist bahwa dia (imam) memperoleh pahala seperti pahala orang-orang yang shalat dibelakangnya. Imam yang berhak atas fadilah yang telah dijanjikan Allah tersebut adalah imam yang memiliki minimal 2 kompetensi berikut :
1. Kompetensi Membaca Al-Qur’an. Untuk menjadi imam yang sesuai dengan syari’at haruslah mempunyai kemampuan yang memadai dalam hal tilawatil qur’an, sesuai dengan anjuran Rasullullah SAW dalam sebuah hadis Dari Ibnu Mas’ud diterangkan:“ Rasulullah SAW bersabda:’Yang (berhak) mengimami suatu kaum(jamaah) itu hendaklah yang paling baik bacaan kitab Allah (al-Qur’an)nya. Jika diantara mereka itu sama, maka hendaklah yang paling tahu tentang as-sunnah. Dan apabila diantara mereka sama pengetahuannya tentang as-sunnah, maka hendaklah yang paling dahulu berhijrah. Dan apabila diantara mereka sama dalam berhijrah, maka hendaklah yang paling dahulu memeluk islam’. Dalam riwayat lain disebutkan :’Yang paling tua usianya. Dan janganlah seseorang mengimami orang lain dalam wilayah kekuasaannya dan jangan pula ia duduk dirumahnya, yakni ditempat terhormat baginya kecuali dengan seijinnya.’”(HR. Muslim).
2. Kompetensi Terhadap Hukum-Hukum Shalat (Ilmu Fiqih). Seorang imam selain memiliki kompetensi membaca Al-Qur’an, dituntut juga mengerti tentang syarat-syarat, rukun-rukun dan kewajiban dalam shalat. Mengetahui hal-hal yang membatalkan shalat dan hukum-hukum lainnya. Dalam kitab Fathul Bari, hafidh Ibnu Hajar mengatakan:”Sudah jelas bahwa dikedepankannya orang-orang yang paling pandai bacaan Al-Qur’annya berarti ia juga orang yang paling mengerti kondisi shalatnya sendiri. Namun kalau ternyata tidak mengerti kondisi shalatnya, maka secara mufakat dikatakan bahwa ia tidak berhak dikedepankan”. Jadi untuk meminimalisasi kesalahan saat shalat berjamaah sebaiknya kita memilih imam yang memiliki kompetensi tersebut sehingga bisa menyempurnakan shalatnya. Lalu bagaimana jika kita shalat diimami oleh orang yang tidak bagus bacaan Qur’annya? Menurut pendapat Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baazz dalam Majmu’ Fataawaa Wa Maqaalaat dijelaskan bahwa apabila kesalahan bacanya tidak sampai merubah makna ayat, maka tidak apa-apa shalat dengan bermakmum kepadanya. Dengan kata lain shalatnya tetap sah. Namun apabila kesalahan baca tersebut sampai merubah makna, maka tidak boleh shalat bermakmum dengannya jika orang tersebut tidak mengambil manfaat untuk belajar atau memperbaiki bacaannya setelah dikasih tahu oleh makmum. Akan tetapi apabila si imam tersebut menerima arahan dan memperbaiki bacaannya setelah diberitahu oleh makmum, maka shalat dan bacaannya itu dianggap sah. Adapun cara yang sesuai dengan petunjuk Rasulullah untuk memberitahu imam yang salah dalam bacaan Al-Qur’annya ketika sedang shalat adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim yaitu mengucapkan kalimat tasbih (subhanallah) bagi laki-laki dan tepuk tangan untuk perempuan. Hanya itu cara yang bisa dilkukan untuk memberitahu imam ketika ia melakukan kesalahan, baik bacaan maupun gerakan. Dan ketika kita sebagai makmum sudah melakukan cara tersebut untuk memberitahu imam tentang kesalahan bacaannya maupun gerakannya, namun imam tetap melakukan kesalahan, maka tanggung jawab sepenuhnya ada pada imam.  

Kesimpulan
Bacaan Al-Qur’an dalam shalat adalah bagian penting dan pokok karena termasuk syarat sah dan rukun shalat. Sehingga sebuah kemutlakan bagi imam untuk membacanya dengan cara yang benar. Bacaan Qur’an yang baik dan benar tidak hanya menjamin keabsahan shalat akan tetapi juga mampu mempengaruhi kekhusukan jamaah dalam shalat. Semoga dibulan suci ramadhan tahun ini kita bisa membuka hati untuk mengevaluasi diri, menimbang diri apakah kita layak menjadi imam untuk shalat jamaah ataukah ada orang lain yang lebih berhak daripada kita berdasarkan sudut pandang syari’at. Ketika kita mendapati diri kita masih belum layak dan keilmuan kita belum memadai maka sebaiknya menahan diri untuk tidak maju sebagai imam, karena sejatinya tugas seorang imam sangatlah berat karena ia bertanggungjawab terhadap jamaahnya serta akan dimintakan pertanggungjawaban kelak diakhirat. Dan seyogyanya, menjadi kewajiban kita sebagai muslim untuk terus belajar dan meng-upgrade kemampuan dan keilmuan kita agar sesuai dengan tuntunan Rosulullah SAW. Begitupun juga dengan lembaga-lembaga dakwah islam seharusnya menggalakkan pelatihan-pelatihan membaca Al-Qur’an dengan tartil sehingga secara umum kemampuan baca Qur’an masyarakat indonesia semakin bagus dan secara khusus bisa menjadi bekal para imam yang disiapkan lembaga dakwah tersebut dalam menjalankan tugas syi’arnya. Karena menjadi tanggung jawab lembaga yang mendelegasikan para imam tersebut untuk membekali ilmu Qur’an supaya umat (jamaah) tidak lagi merasa ragu dan bingung mendapati imamnya yang tidak bisa membaca Al-Qur’an dengan baik, Sehingga kekhusukan dalam beribadah dapat tercipta. Wallahu a’lam.
Oleh: Ahmad Munir

Sales Berjiwa Entrepreneur

Mohammad Rusydi, Pengusaha - Home Industri Cotton bud dan Kapas Kecantikan 
Sebelum memutuskan untuk menekuni usaha perdagangan yang dijalaninya sekarang, lazimnya orang yang baru lulus kuliah, pak Rusydi waktu itu juga sempat bekerja di beberapa perusahaan seperti Perusahaan peternakan Pok Phand Sidoarjo, Dealer Yamaha Surabaya, Perusahaan Perikanan di Lombok dan Kalimantan. Namun di perusahaan – perusahaan tersebut pak Rusydi bekerja tidak pernah lebih dari 3 bulan. Menurut pak Rusydi singkatnya masa kerja tersebut lebih disebabkan karena jiwanya yang suka kebebasan merasa tidak cocok dengan ritme kerja kantoran. Maklum semasa kuliah, pak Rusydi sudah sering melakukan aktivitas usaha perdagangan demi membiayai kuliahnya. Setelah memutuskan keluar dari perusahaan terakhir tersebut, pak Rusydi mencoba usaha sendiri di bidang perdagangan seperti yang pernah dilakukannya saat kuliah dulu. Untuk memulai usaha tersebut pak Rusydi memilih untuk pulang ke rumah istrinya di Kota Kediri dan tinggal bersama mertuanya, kemudian pak Rusydi mulai melihat barang-barang kelontong seperti Tali Rafia, Lem, Pensil, Kapas, Cotton bud, dll, memiliki prospek bagus untuk dipasarkan di wilayah kediri. Tidak adanya modal financial tidak menghalangi niat pak Rusydi untuk merintis usaha. Dengan modal skill ilmu lapangan yang sudah terasah pak Rusydi yakin bisa mewujudkan usahanya. Maka kemudian pak Rusydi mencoba menghubungi temannya yang sudah terbilang sukses dibidang usaha tersebut di Surabaya, dan menawarkan kerjasama untuk memberikan pinjaman modal sebesar 4 juta dalam bentuk barang, dan sebagai kompensasinya pak Rusydi hanya diperbolehkan ambil barang dari sang teman tersebut dengan harga yang sudah disepakati. Kemudian pak Rusydi memasarkan sendiri barang-barang tersebut setiap hari dengan menggunakan sepeda onthel di sekitar Kediri, berselang 2 bulan kemudian pak Rusydi merekrut 2 orang untuk membantu pemasaran.
Dalam perjalanan usaha selama 10 bulan, pak Rusydi merasa banyak dirugikan oleh temannya di Surabaya tersebut, dalam penentuan harga kulakan dan sistem pembayarannya seringkali tidak sesuai dengan perjanjian awal sehingga hal ini mengakibatkan jumlah keuntungan pak Rusydi semakin berkurang. Sehingga tepat di bulan Agustus tahun 2000 pak Rusydi memutuskan untuk mengakhiri kerjasama tersebut dan mencoba mulai merintis usaha yang sama dengan modal sendiri. Kemudian pak Rusydi mencari supplier lain yang tentunya menawarkan harga yang lebih bersaing. Di bulan yang sama pak Rusydi memutuskan untuk kontrak rumah sendiri sehingga tidak lagi tinggal bersama mertuanya yang dirasa selama ini kurang mendukung usahanya tersebut. Untuk memulai usaha dengan modal sendiri ini pak Rusydi menggunakan uang tabungan dari keuntungan usaha selama ini yaitu sebesar 8 – 9 juta. Tentunya dengan pasar yang sudah mulai terbentuk, modal sebesar itu masih dirasa kurang, namun pak Rusydi kesulitan untuk mendapatkan tambahan modal karena posisi pak Rusydi di Kediri masih baru dan dari pihak keluarga yaitu orang tua dan mertua tidak mendukung usaha yang dilakukan pak Rusydi karena menurut mereka usaha tersebut membuat malu keluarga, maklum background pendidikan pak Rusydi adalah sarjana perikanan, sehingga mereka menuntut pak Rusydi untuk kerja kantoran dengan pendapatan yang pasti. Dengan segala keterbatasan dan rintangan yang ada, pak Rusydi tetap bertahan dengan usahanya. Pak Rusydi bahkan berani berinovasi dengan cara melakukan repacking (pengemasan ulang) terhadap beberapa item seperti tali rafia, kapas kecantikan dan cotton bud yang dikulak secara curah atau gelondongan dan kemudian dijual dengan menggunakan merk pak Rusydi sendiri.
Secara perlahan usaha pak Rusydi menampakkan perkembangan. Pada tahun 2001 pak Rusydi mulai mampu membeli sepeda motor pertamanya untuk operasional usaha yaitu Yamaha Alfa 1995. pak Rusydi juga sudah bisa membeli 1 unit mesin penggulung tali rafia menggantikan alat penggulung manual yang selama ini dipakai. Pada tahun 2002 pak Rusydi juga mulai mendapatkan kepercayaan berupa pinjaman modal dari temannya sebesar 6 juta dengan bunga 3 % perbulan, kemudian dapat pinjaman lagi dari teman yang lain sebesar 2,5 juta dengan bunga 4% perbulan. Setiap bulan selama pinjaman tersebut belum lunas pak Rusydi berkewajiban membayar bunganya terlepas untung atau rugi. Berselang 1 tahun kemudian pinjaman tersebut dilunasi, namun teman yang memberikan pinjaman 6 juta tersebut berkeberatan hati untuk dilakukan pelunasan dan hanya bersedia menerima pengurangan pinjaman sebesar 2 juta, sedangkan sisanya yang 4 juta dititipkan sampai dengan sekarang dengan bunga 2 % perbulan. Pada tahun 2003 tersebut pak Rusydi sudah mulai banyak mendapatkan kepercayaan dari pihak supplier sehingga tidak perlu lagi melakukan pembayaran tunai setiap order barang.
Setiap usaha tentunya pernah mengalami up and down, begitupun dengan pak Rusydi. Suatu ketika usahanya hampir mengalami kebangkrutan karena terlalu percaya dengan salesnya, banyak kerugian dialami karena ditelikung oleh salesnya tersebut. Setelah mengetahui semuanya, pak Rusydi memutuskan untuk memecat sales tersebut. Namun ternyata sales tersebut tidak terima dan mengancam akan membunuh pak Rusydi dan bahkan sempat melakukan pengeroyokan terhadap pak Rusydi, namun untungnya pak Rusydi masih selamat. Pak Rusydi banyak belajar dari kejadian tersebut. Setelah mendapatkan pengalaman berharga tersebut, pak Rusydi lebih berhati-hati dalam merekrut calon karyawan dan juga lebih mengontrol jalannya usaha terutama tenaga lapangannya. Bahkan dikemudian hari tepatnya ditahun 2006 setelah pak Rusydi menempati rumah dan tempat usahanya yang baru - yang merupakan milik sendiri hasil pembelian dari keuntungan usahanya di akhir tahun 2004- pak Rusydi memutuskan tidak lagi menggunakan jasa sales, dengan pertimbangan sudah banyak pedagang keliling (reseller) yang kulakan di tempat pak Rusydi untuk kemudian dijual lagi di daerah pedesaan. Sedangkan untuk memenuhi order dari luar kota seperti daerah Jember, Banyuwangi, Lamongan, Mojokerto dan wilayah karesidenan Kediri dilakukan by phone dan pengirimannya diantar sendiri oleh pak Rusydi dibantu 1 orang sopir menggunakan kendaraan operasional berupa Mobil Pick Up.
Pak Rusydi menyebutkan sejak tahun 2004 sudah memproduksi kapas kecantikan sendiri dari bahan setengah jadi menggunakan mesin oven yang dibuat sendiri oleh pak Rusydi. Kemudian di Tahun 2009, pak Rusydi memproduksi cotton bud sendiri setelah membeli 1 unit mesin produksi cotton bud dari jakarta. Untuk membantu proses produksi, pak Rusydi telah memiliki 58 orang karyawan yang mayoritas ibu-ibu sekitar tempat tinggal pak Rusydi. Jelas jumlah ini lebih banyak dibandingkan jumlah tenaga kerja diawal-awal merintis usahanya dulu yang hanya dibantu 4 orang tenaga kerja. Dalam sehari mereka digaji paling rendah 15 ribu sedangkan yang paling tinggi adalah mereka yang bertugas sebagai operator mesin yaitu 45 ribu perhari. Adapun kapasitas produksi untuk cotton bud adalah 1,5 kwintal per hari dari 3 unit mesin sedangkan kapas kecantikan adalah 75 kg – 1 kwintal perhari dari 1 unit mesin oven.
Pak Rusydi menyadari apa yang dicapainya sekarang tidak terlepas dari do'a dan kerja kerasnya selama ini. Pak Rusydi sangat bersyukur atas pencapaiannya saat ini, apalagi ketika mengingat awal mula merintis usahanya dulu, dimana ketika menawarkan barang dagangannya kepada toko-toko calon konsumen, bukan hanya diremehkan tapi juga barang dagangannya dicacat kurang berkualitas, namun pak Rusydi tidak menyerah karena meyakini bahwa Tuhan maha Pemurah dan yang maha mengatur rejeki. Sehingga pak Rusydi tetap bersikap positif dan semangat berupaya, tanpa menghiraukan rintangan yang datang. Semoga profil pak Rusydi ini mampu meng-inspirasi kita, sehingga kita tidak gampang menyerah dalam menggapai tujuan yang kita cita-citakan. Satu hal yang penting untuk di ingat dari kisah diatas, yaitu: setiap Kesuksesan hanya dapat diraih melalui Proses. Dan setiap Proses pasti membutuhkan Perjuangan dan Pengorbanan, maka jangan pernah menyerah dan teruslah melangkah, niscaya kesuksesan akan menemui jalannya sendiri  
by: Ahmad Munir
                                          Bersama Walikota Kediri Samsul Azhar 

BELAJAR DARI JALANAN

Belajar dari Jalanan
Suara burung berkicau sahut-sahutan membangunkanku pagi itu. Dengan perasaan gundah aku bangkit dari tempat tidurku menyingkirkan rasa malas yang tengah menyerangku. Pagi itu adalah hari pertama aku harus pindah lokasi tempat kerja karena masuk gerbong mutasi. Lokasi kantor baru yang sangat jauh menjadi salah satu penyebab aku gundah dan malas. Selama ini aku cuma butuh waktu 5 menit untuk sampai di tempat kerjaku, begitupun di jam istirahat aku bisa pulang untuk sekedar isi perut tanpa mengeluarkan duit ekstra. Tapi hal itu sekarang tak bisa kulakukan lagi. Sebagai orang yang tidak memiliki kebebasan finansial alias karyawan tentunya mau tidak mau aku harus menerima keputusan mutasi ini. Setiap hari aku harus menyusuri jalanan sejauh 55 km dengan jarak tempuh 1 jam. Lalu lintas yang padat dan menguras energi mewarnai hari-hariku kini. Benar-benar melelahkan. Berhari-hari aku merasakan perasaan yang sama, berat dan tidak ikhlas menjalani semuanya. Hingga akhirnya akupun menyadari bahwa perasaan semacam ini salah dan hanya akan semakin memberatkan langkahku, maka kemudian aku bertekad untuk menghadirkan keyakinan spritual dalam hatiku bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Seringkali rencana terbaik Tuhan hadir dalam bentuk buruk rupa atau sesuatu yang tidak kita sukai namun pada akhirnya akan berbuah manis bila kita ikhlas menerima dan menjalaninya.

 

Dengan semangat yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya, aku ayunkan langkah untuk bersiap-siap berangkat kerja. Setelah beres semua, akupun siap menyongsong hari ini dengan semangat baru. Tepat jam tujuh pagi kembali aku susuri jalanan yang sama seperti kemarin menuju tempat kerjaku namun hari ini dengan suasana hati yang berbeda. Hari ini aku menikmati perjalanan ini. Memang benar, terasa lebih mudah untuk dijalani ketika kita sudah bisa berdamai dengan keadaan sehingga kitapun lebih mudah mengelola emosi. Keceriaan dan semangat akan hadir dengan sendirinya ketika kita ikhlas dan berfikiran positif terhadap persoalan yang ada. Pun dengan perasaan yang enjoy kita akan lebih mudah menangkap hal-hal menarik yang terjadi dijalanan, mulai dari perilaku para pengguna lalu lintas ataupun manuver-manuver berkendara yang aku lakukan. Aku mencoba menyerap setiap kejadian kedalam bingkai kehidupan. Ternyata kita bisa belajar banyak tentang kehidupan ini dari jalanan. Jalan dan penggunanya memberikan gambaran jelas tentang cara-cara untuk mencapai kesuksesan dalam hidup ini lengkap dengan resiko-resikonya. Coba kita perhatikan, ketika kita ingin cepat sampai di tujuan, apapaun kendaraan yang kita gunakan tentu caranya adalah dengan tancap gas alias ngebut, namun biar selamat kita juga harus memiliki mental yang kuat, skill berkendara yang mumpuni, mampu membaca kondisi jalanan, dan pastinya paham aturan-aturan lalu lintas. Jangan sampai karena ingin cepat sampai tujuan kita mengabaikan keselamatan dan melanggar aturan yang ada. Skill berkendara tersebut melingkupi kemampuan kita membaca jarak aman untuk mendahului kendaraan didepan kita, mengerti kapan harus ngebut dan kapan harus pelan dan tidak kalah pentingnya juga mengerti metode pengereman yang aman. Kalau kita tidak memiliki mental yang kuat dan skill yang memadai sebaiknya kita menempuh perjalanan dengan cara yang konvensional atau pelan-pelan saja. Tentunya dengan cara konvensional ini akan membutuhkan waktu yang lama untuk sampai pada tujuan. Namun demikian, apapun cara yang kita pilih tetap ada resiko kecelakaannya, makanya jangan lupa harus diimbangi dengan berdo'a memohon keselamatan dan kelancaran.



Begitupun dalam hidup ini, Kalau kita ingin mencapai tujuan atau impian, banyak cara yang bisa kita lakukan, kita bebas memilih mau cara yang cepat, lambat atau biasa saja, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang kita miliki. Ketika kita memilih cara yang ekspres agar cepat sampai pada wilayah kesuksesan yang diimpikan, seyogyanya kita harus tancap gas alias ngebut, ngotot dan bekerja lebih keras dari yang lainnya. Namun tidak asal ngotot dan keras tapi juga harus cerdas. Tahu kapan harus melakukan akselerasi dan kapan waktunya untuk santai. Hambatan dan permasalahan pastinya selalu mewarnai kehidupan ini. Ketika hal tersebut muncul dan menyebabkan kejumudan, sehingga kita tak bisa lagi memandang kedepan dan terasa semuanya sudah mentok, ada baiknya kita kembali belajar dari jalanan. Jalanan mengajarkan, ketika kita tidak nyaman berada dibelakang truk tronton yang banyak makan badan jalan dengan muatan yang menghalangi pandangan kita kedepan, maka sebagai pengendara yang ngotot dan cerdik kita akan mencoba melihat kedepan dari sisi yang lain. Kita mengintip dari sisi kanan atau kiri untuk melihat apakah aman atau membahayakan kalau menyalip truk besar tersebut. Ketika dirasa kondisinya memungkinkan kita pasti bisa menyalip truk besar tersebut dengan lancar. Kalau di analogikan truk tronton tersebut sebagai sebuah masalah besar yang menyebabkan kejumudan. Maka cara kita keluar dari situasi tersebut adalah sama dengan pengendara tersebut yaitu mencoba mencari solusinya dengan berfikir dari sudut pandang yang lain istilah kerennya Think Out of The Box, niscaya semua persoalan yang merintang bisa kita atasi.

Memang dengan memacu kecepatan tinggi kita mempunyai resiko yang lebih besar daripada mereka yang pelan-pelan. Namun apabila kita merasa memiliki kemampuan yang dibutuhkan, mental yang kuat dan tahu rambu-rambunya sehingga bisa menjadi modal untuk mengelola resiko tersebut, kenapa kita harus pelan dan berlama-lama menghabiskan waktu dijalan, bukankah kesempatan kita hidup hanya seperti orang melintasi jalan ???

by: Ahmad Munir

ARTI SEBUAH MIMPI

"Mimpi adalah faktor pembeda antara orang hidup dengan orang mati". (Anonim)


Seringkali lingkungan mencemooh tatkala kita mengutarakan tentang keinginan-keinginan yang bagi mereka dianggap terlalu muluk alias lebay. " jangan mimpi deh kamu!" begitulah kira-kira ungkapan yang sering mereka ucapkan. Sehingga apabila kita tidak kuat mental, ibarat bunga layu sebelum berkembang, mimpi itu pudar sebelum kita sempat melakukan action untuk mewujudkannya. Padahal ketika kita mampu mengelola mimpi secara positif, maka mimpi itu akan menjadi kekuatan yang mampu mendorong kita untuk bergerak maju. Mimpi mampu memberikan kita motivasi untuk melakukan semua upaya mewujudkannya. Mimpi adalah sebuah tujuan atau sebuah visi yang menjadi pijakan untuk menetapkan langkah-langkah strategis. Purdhi E. Chandra ( pendiri Primagama ) pernah menyebutkan dalam sebuah artikelnya bahwa mimpi adalah bagian visi kita yang akan menjadi blue print dari sebuah kenyataan. Bahkan dikatakan rejeki yang kita inginkan bisa mengikuti mimpi kita. Dalam banyak realitas, rejeki itu sering berbanding lurus dengan mimpi kita. Ini wajar dan sangat rasional karena biasanya orang yang mempunyai mimpi cenderung memiliki energi berlebih dalam melakukan upaya-upayanya.

Sepanjang kita masih bernafas jangan pernah takut bermimpi, jangan takut dianggap abnormal untuk melakukan upaya-upaya mewujudkannya. Memang pada awalnya kebanyakan pemimpi itu dianggap "Gila" oleh lingkungan yang tidak mensupportnya. Banyak contoh orang besar dan sukses berangkat dari mimpi yang membuat mereka dicap "abnormal". Sebut saja Supeno "si Pembelah Bukit". Lelaki dusun dari Kabupaten Kediri yang hanya jebolan SR ini pada awalnya juga banyak dicibir oleh orang-orang disekitarnya ketika mencetuskan ide dan mimpinya untuk membelah bukit dikampungnya dan memasang saluran air bersih bagi warga sekitarnya. Tetapi dia bergeming, karena ia merasa prihatin dengan kondisi lingkungannya yang kesulitan untuk mendapatkan air bersih dimana warga harus memutar sejauh 2 km menuju sumber mata air Rau-Rau yang memang letaknya terhalang bukit. Sedangkan jatah air bersih dari pemerintah cuma datang seminggu sekali setiap hari rabu (dan katanya warga disana dulu mandinya ya tiap hari rabu itu). Dengan niatan, kenekatan dan kerja kerasnya yang tumbuh karena impiannya untuk memberikan kemudahan bagi warga untuk mendapatkan air bersih, dia melakukan hal yang inspiratif yaitu berupaya mewujudkan semuanya dengan biaya pribadi tanpa bantuan siapapun termasuk pemerintah sekalipun. Pada awalnya banyak yang menganggap dia nggak waras karena menghambur-hamburkan uang untuk misi yang mustahil bagi ukuran warga sekitar, apalagi Supeno sendiri bukan termasuk orang yang berlimpah materi. Namun setahun berselang, kerja keras, kesabaran dan pengorbanan Supeno terbayar. Pada tahun 1991 semua warga yang ada di dusun tersebut bisa menikmati air bersih tanpa harus jauh-jauh berjalan memutari bukit melainkan langsung dari rumah mereka karena Supeno juga membuatkan saluran air ke rumah warga dengan pipa paralon kecil. Atas prestasinya ini Supeno menerima penghargaan Kalpataru dari Presiden RI (dan masih banyak penghargaan yang lainnya).

Supeno hanya segelintir contoh nyata dari orang-orang yang sukses karena kekuatan mimpi. Sudah terbukti mimpi mampu merubah dunia. Mimpi mampu menghadirkan kekuatan bagi pemiliknya. Namun mimpi tidak akan memberikan dampak apapun dan hanya akan tetap sebatas angan-angan kalau kita bersikap pasif dan tidak mau melakukan usaha untuk mewujudkannya. Memang tidak mudah, semuanya memerlukan perjuangan dan pengorbanan. Sering kita mengalami kegagalan, tapi kita harus pantang berhenti, anggaplah itu sebagai proses belajar menuju kesuksesan. Toh disitulah letak kenikmatan yang sesungguhnya, kelak ketika kita bisa mencapai kesuksesan dalam mewujudkan mimpi kita. Akan ada banyak cerita perjuangan yang dramatis nan inspiratif yang akan lebih menarik untuk kita ceritakan pada anak cucu.

by: Ahmad Munir

PERANAN DOA DALAM BERUPAYA

“Ada 2 orang pemuda mempunyai tujuan yang sama, yaitu sama-sama akan berangkat ke sekolah, jarak rumah mereka dengan sekolah ± 10 km, mereka pergi sendiri-sendiri, yang satu mengendarai Sepeda Motor dan yang satunya lagi mengendarai Sepeda Pancal. Jelas yang lebih dulu sampai di sekolah adalah pemuda yang mengendarai Sepeda Motor sedangkan yang mengendarai Sepeda Pancal pasti memerlukan waktu yang cukup lama untuk bisa sampai di sekolah.”

Diskripisi diatas bisa menjadi analogi bagi kita yang ingin sukses dalam bekerja ataupun usaha. Selain dengan bekerja keras, untuk bisa mencapai sukses kita membutuhkan media atau alat yang mampu memudahkan upaya kita. Media tersebut adalah Do'a. Do’a juga dapat berfungsi sebagai senjata yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi kita kala menghadapi kesulitan dan tantangan. Secara logika akan berbeda hasilnya antara orang yang selalu melibatkan Tuhan dalam setiap upayanya dengan mereka yang hanya mengandalkan kemampuan kemanusiaannya. Perbedaan itu tidak hanya dari sisi hasil akhir tapi juga keberkahannya. Keberkahan adalah inti dari setiap kesuksesan. Sebanyak apapun yang kita dapatkan, tanpa keberkahan akan terbuang percuma tanpa makna. Sebaliknya, dengan keberkahan, sekecil apapun yang kita peroleh, akan mampu membuat kita lebih bahagia. Karena sejatinya keberkahan adalah karunia Tuhan yang mampu menghadirkan kebaikan bagi kehidupan manusia. Sedangkan tiket untuk mendapatkannya adalah DO'A. Sebagai manusia yang memiliki banyak keterbatasan, adalah sebuah keniscayaan kita membutuhkan pertolongan. Dan sebaik-baik pertolongan adalah pertolongan dari Tuhan semesta alam, karena sejatinya dalam setiap jengkal kehidupan kita selalu ada campur tangan Tuhan. Maka jangan pernah ragu untuk menengadahkan tangan memanjatkan do'a pada-Nya. Berdo'alah ! sesungguhnya “ Tiada satupun yang lebih mulia bagi Allah melainkan do’a” (HR. Tirmidzi).
by: Ahmad Munir

MUKADIMAH (Basic Article)


usung-usung.blogspot.com ini merupakan media untuk menyalurkan minat menulis tentang segala hal yang layak untuk diangkat menjadi sebuah cerita menarik dan inspiratif.

Istilah Usung-Usung berasal dari bahasa Jawa yang berarti angkat-angkat. Namun bahasa Indonesia juga mengenal istilah Usung yang juga memiliki arti angkat. 
Sehingga dengan demikian usung-usung.blogspot.com ini dimaksudkan untuk mengangkat dan menghadirkan segala sesuatu yang layak untuk diceritakan dan dibagikan.

usung-usung.blogspot.com lahir dengan semangat untuk belajar. Belajar dalam segala hal, mulai dari belajar menangkap hikmah dari setiap kejadian yang ada dalam kehidupan ini dan kemudian juga belajar menyajikannya dengan sebaik mungkin sehingga diharapkan bisa memberikan inspirasi dan manfaat bagi kita semua.

usung-usung.blogspot.com tidak anti terhadap kritik maupun komentar. Silahkan berikan feedback terhadap tulisan-tulisan yang disajikan di blog ini dengan senang hati akan diterima dengan baik.

Demikian salam perkenalan ini, semoga berkenan…

By: Ahmad Munir
penulis dan istri