Sales Berjiwa Entrepreneur

Mohammad Rusydi, Pengusaha - Home Industri Cotton bud dan Kapas Kecantikan 
Sebelum memutuskan untuk menekuni usaha perdagangan yang dijalaninya sekarang, lazimnya orang yang baru lulus kuliah, pak Rusydi waktu itu juga sempat bekerja di beberapa perusahaan seperti Perusahaan peternakan Pok Phand Sidoarjo, Dealer Yamaha Surabaya, Perusahaan Perikanan di Lombok dan Kalimantan. Namun di perusahaan – perusahaan tersebut pak Rusydi bekerja tidak pernah lebih dari 3 bulan. Menurut pak Rusydi singkatnya masa kerja tersebut lebih disebabkan karena jiwanya yang suka kebebasan merasa tidak cocok dengan ritme kerja kantoran. Maklum semasa kuliah, pak Rusydi sudah sering melakukan aktivitas usaha perdagangan demi membiayai kuliahnya. Setelah memutuskan keluar dari perusahaan terakhir tersebut, pak Rusydi mencoba usaha sendiri di bidang perdagangan seperti yang pernah dilakukannya saat kuliah dulu. Untuk memulai usaha tersebut pak Rusydi memilih untuk pulang ke rumah istrinya di Kota Kediri dan tinggal bersama mertuanya, kemudian pak Rusydi mulai melihat barang-barang kelontong seperti Tali Rafia, Lem, Pensil, Kapas, Cotton bud, dll, memiliki prospek bagus untuk dipasarkan di wilayah kediri. Tidak adanya modal financial tidak menghalangi niat pak Rusydi untuk merintis usaha. Dengan modal skill ilmu lapangan yang sudah terasah pak Rusydi yakin bisa mewujudkan usahanya. Maka kemudian pak Rusydi mencoba menghubungi temannya yang sudah terbilang sukses dibidang usaha tersebut di Surabaya, dan menawarkan kerjasama untuk memberikan pinjaman modal sebesar 4 juta dalam bentuk barang, dan sebagai kompensasinya pak Rusydi hanya diperbolehkan ambil barang dari sang teman tersebut dengan harga yang sudah disepakati. Kemudian pak Rusydi memasarkan sendiri barang-barang tersebut setiap hari dengan menggunakan sepeda onthel di sekitar Kediri, berselang 2 bulan kemudian pak Rusydi merekrut 2 orang untuk membantu pemasaran.
Dalam perjalanan usaha selama 10 bulan, pak Rusydi merasa banyak dirugikan oleh temannya di Surabaya tersebut, dalam penentuan harga kulakan dan sistem pembayarannya seringkali tidak sesuai dengan perjanjian awal sehingga hal ini mengakibatkan jumlah keuntungan pak Rusydi semakin berkurang. Sehingga tepat di bulan Agustus tahun 2000 pak Rusydi memutuskan untuk mengakhiri kerjasama tersebut dan mencoba mulai merintis usaha yang sama dengan modal sendiri. Kemudian pak Rusydi mencari supplier lain yang tentunya menawarkan harga yang lebih bersaing. Di bulan yang sama pak Rusydi memutuskan untuk kontrak rumah sendiri sehingga tidak lagi tinggal bersama mertuanya yang dirasa selama ini kurang mendukung usahanya tersebut. Untuk memulai usaha dengan modal sendiri ini pak Rusydi menggunakan uang tabungan dari keuntungan usaha selama ini yaitu sebesar 8 – 9 juta. Tentunya dengan pasar yang sudah mulai terbentuk, modal sebesar itu masih dirasa kurang, namun pak Rusydi kesulitan untuk mendapatkan tambahan modal karena posisi pak Rusydi di Kediri masih baru dan dari pihak keluarga yaitu orang tua dan mertua tidak mendukung usaha yang dilakukan pak Rusydi karena menurut mereka usaha tersebut membuat malu keluarga, maklum background pendidikan pak Rusydi adalah sarjana perikanan, sehingga mereka menuntut pak Rusydi untuk kerja kantoran dengan pendapatan yang pasti. Dengan segala keterbatasan dan rintangan yang ada, pak Rusydi tetap bertahan dengan usahanya. Pak Rusydi bahkan berani berinovasi dengan cara melakukan repacking (pengemasan ulang) terhadap beberapa item seperti tali rafia, kapas kecantikan dan cotton bud yang dikulak secara curah atau gelondongan dan kemudian dijual dengan menggunakan merk pak Rusydi sendiri.
Secara perlahan usaha pak Rusydi menampakkan perkembangan. Pada tahun 2001 pak Rusydi mulai mampu membeli sepeda motor pertamanya untuk operasional usaha yaitu Yamaha Alfa 1995. pak Rusydi juga sudah bisa membeli 1 unit mesin penggulung tali rafia menggantikan alat penggulung manual yang selama ini dipakai. Pada tahun 2002 pak Rusydi juga mulai mendapatkan kepercayaan berupa pinjaman modal dari temannya sebesar 6 juta dengan bunga 3 % perbulan, kemudian dapat pinjaman lagi dari teman yang lain sebesar 2,5 juta dengan bunga 4% perbulan. Setiap bulan selama pinjaman tersebut belum lunas pak Rusydi berkewajiban membayar bunganya terlepas untung atau rugi. Berselang 1 tahun kemudian pinjaman tersebut dilunasi, namun teman yang memberikan pinjaman 6 juta tersebut berkeberatan hati untuk dilakukan pelunasan dan hanya bersedia menerima pengurangan pinjaman sebesar 2 juta, sedangkan sisanya yang 4 juta dititipkan sampai dengan sekarang dengan bunga 2 % perbulan. Pada tahun 2003 tersebut pak Rusydi sudah mulai banyak mendapatkan kepercayaan dari pihak supplier sehingga tidak perlu lagi melakukan pembayaran tunai setiap order barang.
Setiap usaha tentunya pernah mengalami up and down, begitupun dengan pak Rusydi. Suatu ketika usahanya hampir mengalami kebangkrutan karena terlalu percaya dengan salesnya, banyak kerugian dialami karena ditelikung oleh salesnya tersebut. Setelah mengetahui semuanya, pak Rusydi memutuskan untuk memecat sales tersebut. Namun ternyata sales tersebut tidak terima dan mengancam akan membunuh pak Rusydi dan bahkan sempat melakukan pengeroyokan terhadap pak Rusydi, namun untungnya pak Rusydi masih selamat. Pak Rusydi banyak belajar dari kejadian tersebut. Setelah mendapatkan pengalaman berharga tersebut, pak Rusydi lebih berhati-hati dalam merekrut calon karyawan dan juga lebih mengontrol jalannya usaha terutama tenaga lapangannya. Bahkan dikemudian hari tepatnya ditahun 2006 setelah pak Rusydi menempati rumah dan tempat usahanya yang baru - yang merupakan milik sendiri hasil pembelian dari keuntungan usahanya di akhir tahun 2004- pak Rusydi memutuskan tidak lagi menggunakan jasa sales, dengan pertimbangan sudah banyak pedagang keliling (reseller) yang kulakan di tempat pak Rusydi untuk kemudian dijual lagi di daerah pedesaan. Sedangkan untuk memenuhi order dari luar kota seperti daerah Jember, Banyuwangi, Lamongan, Mojokerto dan wilayah karesidenan Kediri dilakukan by phone dan pengirimannya diantar sendiri oleh pak Rusydi dibantu 1 orang sopir menggunakan kendaraan operasional berupa Mobil Pick Up.
Pak Rusydi menyebutkan sejak tahun 2004 sudah memproduksi kapas kecantikan sendiri dari bahan setengah jadi menggunakan mesin oven yang dibuat sendiri oleh pak Rusydi. Kemudian di Tahun 2009, pak Rusydi memproduksi cotton bud sendiri setelah membeli 1 unit mesin produksi cotton bud dari jakarta. Untuk membantu proses produksi, pak Rusydi telah memiliki 58 orang karyawan yang mayoritas ibu-ibu sekitar tempat tinggal pak Rusydi. Jelas jumlah ini lebih banyak dibandingkan jumlah tenaga kerja diawal-awal merintis usahanya dulu yang hanya dibantu 4 orang tenaga kerja. Dalam sehari mereka digaji paling rendah 15 ribu sedangkan yang paling tinggi adalah mereka yang bertugas sebagai operator mesin yaitu 45 ribu perhari. Adapun kapasitas produksi untuk cotton bud adalah 1,5 kwintal per hari dari 3 unit mesin sedangkan kapas kecantikan adalah 75 kg – 1 kwintal perhari dari 1 unit mesin oven.
Pak Rusydi menyadari apa yang dicapainya sekarang tidak terlepas dari do'a dan kerja kerasnya selama ini. Pak Rusydi sangat bersyukur atas pencapaiannya saat ini, apalagi ketika mengingat awal mula merintis usahanya dulu, dimana ketika menawarkan barang dagangannya kepada toko-toko calon konsumen, bukan hanya diremehkan tapi juga barang dagangannya dicacat kurang berkualitas, namun pak Rusydi tidak menyerah karena meyakini bahwa Tuhan maha Pemurah dan yang maha mengatur rejeki. Sehingga pak Rusydi tetap bersikap positif dan semangat berupaya, tanpa menghiraukan rintangan yang datang. Semoga profil pak Rusydi ini mampu meng-inspirasi kita, sehingga kita tidak gampang menyerah dalam menggapai tujuan yang kita cita-citakan. Satu hal yang penting untuk di ingat dari kisah diatas, yaitu: setiap Kesuksesan hanya dapat diraih melalui Proses. Dan setiap Proses pasti membutuhkan Perjuangan dan Pengorbanan, maka jangan pernah menyerah dan teruslah melangkah, niscaya kesuksesan akan menemui jalannya sendiri  
by: Ahmad Munir
                                          Bersama Walikota Kediri Samsul Azhar 

2 komentar:

  1. Bos saya suka usaha pk rusydi tolong kasih tau alamatnya pk rusydi . Ini wa saya 082331284159

    BalasHapus
  2. Salut buat perjuangan pak rusydi. Ada no wa nya kah ? Mau minta pendapat krn saya rencana usaha gulung tali rafia

    BalasHapus